Blogger templates

Rabu, 22 Februari 2017

Susah Senang Menjadi Anak Asrama




Ini adalah pengalaman pertama aku hidup jauh dari orang tua ya walaupun tidak terlalu jauh tapi kurun waktu kita bertemu mungkin seminggu sekali ataupun dua minggu sekali. Aku senang hidup di asrama karena ini adalah pengalaman pertama sekali. Semenjak aku kuliah di Bogor EduCARE saat itulah aku hidup di asrama.
                Susahnya hidup di asrama yaitu pertama bangun harus lebih pagi karena jika bangunnya siang sudah tidak kebagian lagi air untuk mandi dan yang kedua yaitu tentang makan, jadi makannya itu harus bareng-bareng karna kalo makannya sendiri-sendiri itu rasanya beda aja lebih seru makan bareng-bareng, karena waktu juga dan banyak tugas juga jadi aku sebagai anak asrama lebih memilih makana instan yang cepat saji yaitu mie instan. Bukan hanya itu saja tetapi ada lagi yaitu harus mengantri kalau ingin menyetrika karenan disana hanya ada 2 sentrikaan di lantai atas dan 1 sentrikaan di lantai bawah, karena kamar aku di lantai bawah maka dari itu harus secepat mungkin meminjam setrikaan yang ada karena kalau dadakan menyetrikanya pagi saat ingin ngampus mungkin sudah tidak keburu lagi. Dan yang terakhir susahnya yaitu kalo mencuci pakaian, sebagai anak asrama yang baik dan menuruti aturan tete tertib asrama jadi kalau ingin mecuci pakaian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sejak berdirinya asrama tersebut, dari hari senin sampai jum’at hanya boleh mencuci di hari selasa dan kamis. Dan untuk yang tidak pulang kerumah dihari jum’at, sabtu, dan minggu diperbolehkan karena itu hari-hari libur.
                Dan finally ini adalah kesenangan tinggal di asrama yaitu, lebih banyak teman jadi ingin curhatpun gampang dan praktis. Merasakan tidur bareng-bareng walaupun tidak satu kasur. Kalo ada tugas atau akan kuis bisa belajar bareng dengan teman sekamar. Merasakan makan bareng dengan makanan yang seadanya. Bersakit sakit bareng hingga bersenang-senangpun kita bareng.
                Di asrama aku tinggal di lantai 1 kamar nomer 1.4 yang dihuni oleh aku sendiri yaitu Riri, Fitri yang berasal dari Bandung, Balqis yang berasal dari Bogor, dan penghuni baru yaitu teh Lina yang berasal dari Ciawi.
                Mungkin ini adalah kisah sedikit tentang susah senangnya hidup di asrama. Dimanapun kita tinggal kalau kita merasa nyaman dengan orang-orang disekitar makan kita akan merasa nyaman pula dengan tempat yang kita tempatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar